Archive for Mei, 1908

Malam Setelah Kelahiran Budi Utomo

Mei 20, 1908

Aku kembali terhempas entah dari masa lalu atau dari masa kemudian. Sudah beberapa malam aku bermalam di sebuah tempat pertemuan para mahasiswa STOVIA, OSVIA, Sekolah Guru, Sekolah Pertanian, dan Sekolah Kedokteran Hewan di Batavia.

Aku hanyalah seorang tak terhitung, didalam ruangan tempat aku berada saat ini peserta rapat sedang menyusun pendirian organisasi. Aku tak cukup mengerti apa maksud pendirian organisasi tersebut. Katanya organisasi ini hanya khusus untuk para priyayi jawa dan madura saja. Akupun tidak cukup mengerti percakapan mereka karena bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa. Aku sendiri lebih memahami bahasa melayu atau yang akan dikenal dengan bahasa Indonesia.

Disaat-saat memberikan teh hangat kudengar mereka memanggil rekannya, ada yang dipanggil Sutomo, ada yang dipanggil Tjipto. Sepertinya mereka orang-orang hebat. Mereka ramai berdebat, berdebat tentang batasan anggota organisasi, batasan bahasa resmi organisasi. Perdebatan yang sungguh kutak mengerti. Ketika aku kembali ke ruangan rapat, mereka sedang berdebat tentang nama organisasi yang akan dibentuk.

Malam ini rapat mereka usai sudah, tugasku kini adalah membersihkan sisa-sisa rapat seharian. Piring dan gelas kotor kucuci bersih. Lantaipun sudah licin tak bersampah dan berdebu. Letak meja dan kursi kukembalikan ke sisi semula.

Besok atau kapan aku akan kembali terhempas, entah kemasa lalu atau kemasa yang akan datang. Saat ini aku melihat Kerajaan kolonial Belanda masih memerintah. Aku dan teman-teman sebangsaku masih diperintah oleh orang asing. Sementara para pemuda yang tadi pagi mendeklarasikan organisasi, yang akhirnya diberi nama Budi Utomo, mungkin sedang berjuang membebaskan negri. Tapi mengapa perjuangannya hanya untuk orang jawa saja?